Terra Chapter I Part I

Chapter I The Beginning Of Terra .Part I

Namaku Altean saya berasal dari Desa kecil yang terletak di selatan negara Runafeltz yang bernama Desa Haruyan desa yang sangat indah yang terletak di antara pegunungan, di samping sungai Loksado yang airnya sejernih kristal dan hutan yang indah dan dikelilingi padang rumput yang begitu luas, saya memiliki saudari kembar bernama Altair sangat ahli di bidang White Magic, namun walau orang yang memiliki kemampuan penguasaan yang baik di bidang White Magic sangatlah di hargai di negara Runafeltz tapi saya lebih cenderung tertarik pada bidang Martial Art sebagaimana salah satu pahlawan di negri Runafeltz Ryoma yang tidak memiliki kemampuan magis namun sangat ahli di bidang Martial Arts dengan menggunakan pedangnya.

“Hey,,Altair, bukankah menurutmu menggunakan pedang lebih terlihat keren dan cocok untuk laki-laki dibandingkan menggunakan White Magic”

Aku menatap Altair yang sedang duduk di sampingku di pinggiran sungai Loksado yang berair jernih, dan tampak jelas dari luar ikan-ikan yang berenang dengan bebas, udara di sini sejuk dengan pemandangan lembah yang menawan yang berada dekat dari Haruyan.

“Kak,, walaupun kamu hendak menggunakan Martial Arts namun sekarang sudah tidak ada lagi orang yang menggunakanya karna terlihat kuno”

“Tidak,,walaupun itu di sebut kuno aku akan mempelajari martial art sehingga aku terkenal seperti Ryoma, ksatria berpedang legendaris dari Windhill”

Jawabku berapi api sambil menatap Altair.

“Hihi..”

Altair tersenyum dan sambil berdiri menepuk pundaku.

“Apapun yang kakak inginkan, aku akan selalu mendukungmu kak karna Cuma kakak lah satu-satunya keluargaku yang tersisa dan aku tidak mau kehilangan kakak”

Ya,walaupun kami saudara kembar tapi kami terlihat berbeda, Altair berambut panjang hitam,kulit putih seperti susu dan mata yang sangat cantik yang dapat menghipnotis pria manapun serta memiliki bakat yang sangat mencolok di antara anak seusia kami bahkan dikatakan kemampuanya dalam menguasai white magic seperti Altair hanya muncul sekali dalam seribu tahun, namun aku berkulit agak gelap dan di usiaku yang ke 17 ini rambutku yang dulunya berwarna hitam berubah menjadi putih,serta kedua bola mataku berwarna ungu tidak seperti kebanyakan orang lain dan banyak yang melihatku seperti orang aneh dan aku sama sekali tidak memiliki bakat di dalam White Magic,jangankan untuk menggunakanya, ilmu dasar White Magic pun aku tidak tahu,aku lebih tertarik kepada Ilmu Martial Arts yang dianggap warga Runafeltz kuno dibandingkan White Magic namun aku merasa passionku dan aku memiliki bakat pada Martial Arts, kami dikatakan saudara kembar karena sewaktu di ditemukan di depan pintu panti asuhan di Desa Haruyan kami berdua berada di dalam satu keranjang,namun perbedaan fisik kami berdua begitu berbeda, namun bagiku Altair adalah keluargaku satu-satunya dan seseorang yang sangat berarti bagiku.

“Baiklah kalau begitu mari kita kembali ke desa”

Aku pun menggenggam tangan Altair kemudian tersenyum dan berjalan kembali di ke Desa Haruyan.

Sesampainya di gerbang masuk Desa Haruyan yang terbuat dari lengkungan dua pohon beringin besar, sungguh gerbang masuk desa yang sangat natural dan membuat orang berdetak takjub namun tiba-tiba ada batu yang mengenai kepalaku.

“Argg...perbuatan siapa ini”

“Haha bagaimana, kali ini kau tidak bisa menghindarinya kan”

Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang dan merangkul pundakku.

“Jadi Altean, apakah kau masih ingin mempelajari Martial Art?”

Dia adalah Agashi, sahabatku yang berasal dari Arcadia namun menetap di Desa Haruyan karena Orang tuanya adalah seorang Merchant, dia berambut coklat,dan berkulit putih,,dengan rambut panjang terkuncir yang sangat dia banggakan, dia memiliki kepribadian yang lembut dan sama sepertiku tertarik kepada seni Martial Arts.

“Huff rupanya kau Agashi,untung saja batumu tidak mengenai Altair,kalau saja sampai kena mungkin aku akan memukulmu..”

“Hahaha..tidak mungkin aku menyakiti Altair sebagaimana Altair adalah calon Istriku dimasa depan”

“Hei..siapa yang bilang kau boleh menikahi saudari kembarku”

Aku pun kembali merangkul Agashi dan kami tertawa sambil bercanda bersama.

“Hihihi...” 

Altair pun hanya tersenyum melihat kelakuan kami berdua dan memegang tangan kami berdua.

“Apapun yang terjadi persahabatan kita bertiga tidak boleh putus, agashi jgn pernah meninggalkan Altean karna Cuma kamu sahabat sejatinya”

Aku pun memandang mata Altair, ya memang benar bahwa hanya Agashi lah diantara semua teman sebayaku yang paling akrab dan kami tumbuh besar bersama seperti keluarga.

“Ah kenapa tiba-tiba membahas seperti bulu kuduk ku langsung merinding”

Kata ku sambil menatap Agashi.

“Apa? Apakah kau tidak ingin menjadi saudara angkatku hei Altean”

“Hahahaha...”

Aku pun tertawa dan Agashi terus memprotes omonganku.kami pun berjalan menuju pusat desa Haruyan dan tiba-tiba seseorang memanggil kami bertiga .

“Hey Altean,Altair dan Agashi.kemarilah mampir di tempatku,hari ini ulang tahun istriku kalian bisa makan gratis”

Teriak seorang paman bernama Willfred yang seorang pemilik warung makan yang berada di tengah desa Haruyan.

“Wah paman Willfred kebetulan aku juga sedang lapar nih,,Agashi, Altair ayo kita kesana”

Agashi dan Altair menganggukan kepalanya dan kami pun pergi untuk singgah di kedai paman Willfred, paman willfred adalah seorang pemilik restoran yang terkenal dengan masakan ikannya di desa Haruyan.

Restoran tempat paman willfred merupakan rumah bertingkat dua yang sekaligus dipakai di bagian depannya untuk usaha paman willfred, walaupun kecil tapi terlihat rapi dan bersih,meja-meja tersusun rapi dan ditambah dengan dekorasi natural dengan adanya tanaman hias di sana sini sungguh menciptakan suasana tenang dan nyaman saat menyantap hidangan.

“Wah paman betul-betul baik aku sudah tidak sabar lagi ingin mencicipi masakan paman yang terkenal enak di seluruh Desa Haruyan”

Kata Agashi dengan mata yang berbinar-binar menatap ke arah Paman Willfred.

“Haha anak kecil kau makin pandai saja berbicara, baiklah akan kusajikan makanan terbaik yang pernah aku masak kepada kalian silakan duduk di meja”

Kata paman Willfred sambil tertawa besar.

“Tapi paman dimana bibi Janna? Kenapa paman sendirian?”

Tanya Altair kepada paman Willfred.

“Haha bibi Janna sedang di atas sedang menjemur pakaian, tapi bisakah paman meminta bantuan kalian sedikit setelah ini”

“Paman tidak usah khawatir, apapun itu pasti kami bantu”

Kataku sambil menatap paman Willfred.

“Aku mau memberikan cincin yang baru kubeli kepada bibi Janna, maukah kalian berpura2 mengatakan kepada bibi Janna bahwa paman tiba-tiba pingsan di dapur kepada bibi?”

“Beres paman”

Kata kami bertiga serentak kepada paman Willfred.

“Baiklah ini adalah menu Ikan Tumis spesial buat kalian bertiga,,silahkan di nikmati hahaha..”

“Woahhhhhh…..”

Kami bertiga sangat lahap memakan makanan yang diberikan oleh paman Willfred.

“paman, tumis ikan ini sangattttttt enak”

Kata Agashi sambil dengan lahapnya memakan makanan dari paman Willfred.

Sesaat setelah kami memakannya aku pun berkata.

“ugh..paman Willfred,,aku tidak tahu harus berkata apa,,makanan ini sungguh menakjubkan”

“Hahaha terimakasih bocah,,sekarang apakah kita bisa memulai rencana kejutan kita untuk bibi Janna”

“Siapppp pamannn”

Teriak kami bertiga dan kami pun menuju ke lantai dua rumah paman willfred untuk memberikan kejutan sesuai rencana yang dikatakan paman willfred namun kami tersentak sewaktu melihat justru bibi Janna lah yang tergeletak tak sadarkan diri.

“PAMANNNNN!!!”

Teriak Altair memanggil paman willfred..

~~~


Post a Comment for "Terra Chapter I Part I"