Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan menigkatkan hasil padi

Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan 

Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi
Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi

3+1 Merupakan sebuah istilah  memiliki makna yaitu filosofi umur tanaman padi selama tiga bulan bulan dan proses pasca panen, merontokkan padi, proses perubahan menjadi beras, dan proses pengembalian jerami ke tanah yang membutuhkan waktu ± satu bulan.atau proses dekomposisi jerami agar tanah persawahan kembali subur dan memiliki banyak unsur hara 

Setelah umur tanaman telah mencapai ± tiga bulan, saatnya petani menanam padi. Setelah itu, perlu waktu ± satu bulan untuk petani merontokkan padi sampai mengolah padi menjadi beras. Proses yang cukup panjang telah dilalui petani yang menjadikan tanaman padi menjadi beras. Tugas pun belum rampung, petani harus segera membereskan jerami yang menumpuk usai dipanen agar lahan segera digarap kembali.

Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi
Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi

Sayangnya, sebagian petani mengurus jerami tersebut dengan cara membakarnya. Mereka berpendapat abu bakaran jerami dapat berguna untuk menjaga kesuburan tanah dan dapat mengusir hama dan penyakit.

Opini petani tersebut merupakan sebuah kesalahan besar. Justru unsur hara dalam tanah akan banyak berkurang akibat petani yang terus menerus membakar jerami di petakan sawah. Akibatnya, unsur hara akan semakin berkurang secara perlahan dan tanaman akan rentan terserang hama dan penyakit. Tak ada manfaat yang dapat diambil dari membakar jerami justru kita akan menghadapi banyak masalah yang timbul akibat membakar jerami. Selain mengurangi unsur hara dalam tanah dan membuat tanaman rentan terserang penyakit, membakar jerami juga dapat merusak lapisan ozon. Itu berarti membakar jerami sama dengan kita berperan aktif dalam merusak bumi dan menghantarkan bumi ke arah global warming yang semakin parah.

Permasalahan pupuk hampir selalu menjadi mimpi buruk setiap tahun di negeri ini oleh petani kita. Permasalahan ini diakibatkan  antara lain adalah kurangnya pupuk pada  musim tanam dan harga pupuk yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. semakin anda menggunakan pupuk kimia secara tidak sadar anda bahwa penggunaan pupuk kimia secara intensif dapat menyebabkan kesuburan tanah dan bahan organik tanah semakin berkurang.hingga tidak layak digunakan lagi.

Tanaman Padi ialah salah satu komoditas yang terbesar dan merupakan salah satu andalan nasional yang sangat berperan  penting bagi perekonomian di dalam negeri dan  juga merupakan salah satu komoditas tanaman andalan di berbagai daerah di pulau jawa,bali dan pulau sulawesi. Para petani biasanya ketika  hendak melakukan panen padi diangkat ke tempat lain sedangkan jerami sisa-sisa panen biasanya dibakar.

Menurut Tirto Utomo et al (2001) pemanfaatan jerami padi merupakan salah satu alternatif  untuk substitusi penggunaan pupuk kimia.  Kandungan hara jerami pada saat panen  bergantung pada kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas air irigasi, jumlah pupuk yang diberikan, dan musim/iklim.  Wen (1984) menyebutkan bahwa jerami padi di Cina mengandung 0,6% N; 0,09% P; dan 1,08% K, sedangkan Ponnamperuma (1984) rata-rata kandungan hara jerami dari berbagai negara  0,57% N; 0,07% P; 1,5% K; dan 3,0 Si.

Jerami padi dapat memperbaiki sifat fisik tanah atau disebut sebagai pembenah tanah.  Tuherkih et al. (1994) melaporkan bahwa pembenaman jerami padi ke tanaman kedelai dapat memperbaiki kondisi tanah, mengurangi kekerasan tanah dan penetrasi lebih ringan.

Sebagai akibat semakin mahal dan langkanya pupuk anorganik (Urea, SP36, KCl, ZA) serta perlunya konservasi  hara tanah melalui pendauran ulang, maka pemanfaatan berbagai jenis pupuk organik pada tanaman perlu dikaji sebagai salah satu alternatif substitusi/pengurangan penggunaan pupuk kimia.

Kesuburan tanah di lahan persawahan dapat dipertahankan dengan cara menggunakan limbah pada  pertanian yang ada disekitar kita terutama  jerami padi yang merupakan salah satu potensi bahan lokal yang dengan mudah dapat diolah menjadi salah satu pupuk organik dan kompos. Pada masa  panen limbah ini sangat berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. 

Sebagaimana diketahui bahwa manfaat pupuk organik adalah 

  • Meningkatkan struktur tanah
  • Mengurangi erosi
  • Menahan pemadatan
  • Meningkatkan Mengatur dan menstabilkan pH
  • Menyehatkan tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman
  • Jerami padi mengandung unsur apa?

Menurut penelitian jerami padi mengandung 84,22% bahan kering (BK), 4,60% protein kasar (PK), 28,86% serat kasar (SK), 1,52% lemak kasar (LK), 50,80% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Lalu bagaimana mengurus jerami yang menumpuk di sawah selain dibakar?

Tahukah anda ternyata jerami mengandung unsur hara yang cukup banyak. Unsur hara ini sangat berguna bagi tanaman. Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), jerami mengandung 0,5 - 0,8% N, 0,07 - 0,12 P2O5, 1,2 - 1,7% K2O dan 4 - 7% Si. Selain itu, sumber bahan organik yang utama dan banyak tersedia pada pertanaman padi adalah jerami. Dibanding dengan kotoran hewan, jerami mempunyai keunggulan dalam hal kandungan bahan organik, P2O5 dan K2O.

Pemberian jerami pada tanaman padi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu pupuk lain yang digunakan, kondisi jerami, lokasi penanaman dan musim tanam. Pemberian jerami yang sudah mengalami pelapukan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding jerami segar maupun pupuk N. Kenaikan hasil yang disebabkan oleh pemberian jerami mencapai 32% . Ini menunjukkan bahwa jerami mampu memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh, sehingga meningkatkan jumlah anakan dan hasil gabah. Namun apabila tanah telah cukup N, maka tanaman tidak tanggap terhadap pemberian jerami. Dengan demikian pemberian jerami dapat berfungsi sebagai pengganti pupuk dasar, penyuplai unsur N pada saat tanaman membentuk anakan.

Hasil penelitian Sudriatna et al (1985) pada sawah tadah hujan di Singamerta 1982/83 sampai 1984/85 menunjukkan pemberian jerami pada saat pengolahan tanah pada padi gogo rancah dan walik jerami memberikan kenaikan hasil.

Pengaruh pengembalian jerami terhadap hasil padi gogo rancah pada setiap musim bertanam. KP Singamerta. 1982/83.

Penelitian tersebut jelas menggambarkan bahwa pemberian jerami pada pengolahan tanah mampu memberikan kenaikan hasil yang signifikan yang justru dapat menguntungkan bagi para petani. Oleh karena itu, kenapa harus dibakar apabila jerami bisa dikembalikan ke tanah sebagai bahan kompos.

Lalu bagaimana mengolah jerami menjadi pupuk kompos?

Sebagai bahan organik yang banyak mengandung P2O5 dan K2O, jerami dapat dijadikan pupuk kompos. Jerami mengandung selulosa tinggi sehingga perlu pengomposan. Pengomposan jerami sudah lama dikenal di Indonesia dan prosesnya lebih banyak diteliti di berbagai negara. Tujuan dari proses pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N sehingga menaikan nilai bahan yang di kompos untuk pupuk. Salah satu syarat dalam pengomposan adalah tersedianya nitrogen yang cukup.

Hasil penelitian Abdulrachman dan Supriyadi (2000) menunjukkan pemberian jerami ke tanah secara kontinu dapat meningkatkan hasil padi sawah. Pemberian jerami yang sudah mengalami pelapukan memberikan hasil lebih tinggi dibanding jerami segar maupun pupuk N. Kenaikan hasil yang disebabkan jerami mencapai 32%.

Pemberian kompos jerami dapat meningkatkan populasi jasad renik dalam tanah karena kompos jerami tersebut digunakan sumber energi sehingga dekomposisi bahan-bahan organik didalam tanah semakin meningkat dengan dilepaskannya hara-hara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.Pembuatan Kompos Jerami

Banyak cara bagaimana mengolah jerami menjadi pupuk kompos. Berikut ini adalah cara pengolahan jerami menjadi pupuk kompos yang telah dilakukan di BB Padi Sukamandi (Triny et al,2002).

Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi
Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan  menigkatkan hasil padi

Bahan yang digunakan meliputi :

Jerami padi sebagai bahan baku pembuatan kompos jerami.

Pupuk kandang seperti kotoran sapi atau ayam sebanyak 5 - 20% dari jerami yang digunakan. Pemberian pupuk kandang ditujukan sebagai sumber energi bagi mikroba pengurai jerami.

Urea sebanyak 0,5–1% ditujukan untuk mempercepat proses dekomposisi jerami atau sebanyak 1-2 genggam yang ditaburkan secara merata disetiap lapisan.

Air berfungsi untuk membantu proses penghancuran dan menciptakan suasana kelembaban yang tinggi agar mikroba dapat berkembang optimum.

Penggunaan SP36 0,5-1%.

Serbuk gergaji sebanyak 5%. Pemberian serbuk gergaji ditujukan untuk menyerap air yang terbentuk dari proses dekomposisi, sehingga dapat mempercepat proses pelalukan jerami.

Kalsit (kapur pertanian) sebanyak 5% yang berfungsi untuk mempertahankan pH netral sehingga mendukung percepatan proses dekomposisi jerami.

Stardec 0,25% artinya dalam 1 liter larutan air ditambahkan stardec sebanyak 2,5 ml untuk campuran guna mempercepat proses pelapukan jerami.

Cerobong bambu. Berfungsi membantu mempercepat proses pembusukan sebab bakteri yang aktif dalam proses ini bersifat aerob (membutuhkan oksigen dari udara). Bambu dapat menghantarkan udara setiap lapisan kompos melalui lubang yang dibuat sedemikian rupa sebagai saluran udara.

Abu sebanyak 10%.

Plastik terpal untuk mempertahankan kelembaban selama proses dekomposisi jerami, kurang lebih panjang 4 m, dan lebar 2 m.

Cara pembuatan :

Jerami dicelupkan kedalam air kemudian dihamparkan di atas lantai yang ditaburi urea secara merata sampai ketebalan 30 cm

Tumpukan jerami basah ditaburi dengan pupuk kandang, kapur, abu, serbuk gergaji kayu, stardec dll secara merata.Cara tersebut di atas diulangi sampai ketebalan jerami mencapai 1,80 cm

Pada hari ke 7, tumpukan dibolak-balik dan selalu diulang tiap 7 hari. Maksudnya untuk meratakan pencampuran inokulan dengan bahan baku dan menjaga kelembaban yang diperlukan. Cara pembalikannya adalah sbb : Pindahkan lapisan paling atas menjadi lapisan paling bawah kedalam lubang yang telah tersedia di sisi tumpukan semula. Kemudian lapisan kedua dari atas menjadi lapisan kedua dari bawah dan begitu pula seterusnya.

Bambu cerobong harus tetap terpasang kembali setelah penumpukan hasil pembalikan.

Perlu diingat bahwa setiap pembalikan kompos harus diairi guna menjaga kelembaban.

Dalam waktu 4 - 5 minggu kompos diperkirakan sudah mempunyai nilai nisbah C/N sebesar <20 yang menandakan kompos telah siap dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena N yang ada sudah mengalami proses mineralisasi.

Ciri kompos yang siap pakai adalah tidak berbau busuk, berwarna coklat kehitaman.Tekstur lembut (rendah) dan lembab, pH tidak lebih rendah dari 5,5. Kandungan N sekitar 3-4%. Sudah tak tampak lagi bagian bahan dasar yang segar, seluruh bahan telah berubah dan nampak bentuk-bentuk kecil seperti tanah berwarna kecoklatan nisbah C/N <20%.

Skema pembuatan kompos dalam lubang

Penyimpanan

Kompos yang sudah jadi dapat disimpan dengan aman dalam bungkusan yang rapat (karung). Atau dapat juga disimpan dalam tumpukan yang teduh, tidak terkena sinar matahari secara langsung dan tidak tergenang air.

Penggunaan

Kompos biasanya digunakan sebagai pupuk dasar di lahan persawahan atau di kebun. Menurut Tietjin (konsultan FAO) penggunaan kompos jerami untuk sawah dilakukan terus menerus (Anonim, 1987).


Post a Comment for "Cara pembuatan kompos dari jerami padi untuk lahan persawahan menigkatkan hasil padi"