Pemuliaan Induk Unggul, Tingkatkan Produksi Budidaya : Pembudidaya wajib tahu

Pemuliaan Induk Unggul, Tingkatkan Produksi Budidaya

Pemuliaan Induk Unggul, Tingkatkan Produksi Budidaya : Pembudidaya wajib tahu
Pemuliaan Induk Unggul, Tingkatkan Produksi Budidaya : Pembudidaya wajib tahu

Kementerian Kelautan Perikanan bangun induk ikan dan udang unggul dengan sistem penyeleksian kerabat dan bioteknologi.

Keperluan benih berkualitas di beberapa sentral produksi budidaya perikanan ialah harga mati! Saksikan saja data keperluan benih yang terhidang di bawah. Untuk penuhi keperluan itu karena itu dibutuhkan indukkan unggul yang mempunyai genetik bagus baik dari segi perkembangan atau ketahanan pada penyakit. Berangkat dari perihal ini pula karena itu Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menggalakkan program pergandaan induk unggul lewat bermacam peningkatan di beberapa Pusat Pemuliaan Induk Unggul.

Direktur Perbenihan - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto menjelaskan, "Program pergandaan induk unggul ini, searah dengan usaha kenaikan produk 353 % yang digotong KKP sekarang ini," katanya. Slamet yang dekat dipanggil Totok menerangkan, sekarang ini umumnya pemberbudidaya masih terhalang pada kebatasan induk unggul yang belum terbagi secara rata. Dia mengharap induk-induk unggul yang sudah di-launching pemerintahan bisa dicicipi hatchery di semua wilayah. "Selainnya melaunching induk unggul, sasaran kami pada 2012 sanggup membagikan indukkan itu dan menukar semua indukkan tidak unggul dengan induk unggul yang sudah di-launching" Totok semangat menjelaskan kemauannya. Dengan terdistribusikannya indukkan unggul itu diharap tidak ada inbreeding atau kawin sekerabat yang bisa turunkan kualitas benih.

Induk Unggul

Berkaitan dengan usaha pengadaan indukan unggul, Direktorat Perbenihan membuat Jaringan Pemuliaan dan Perbenihan Perikanan Budidaya. Ke-2 nya lakukan aktivitas breeding, pergandaan induk dan produksi benih unggul. Totok menarget, dalam periode panjang akan dilaksanakan pembaruan genetika induk lewat beragam eksperimen genetika di sejumlah sentral induk.

Untuk hasilkan indukkan unggul itu dibutuhkan rangkaian tingkatan yang diberi nama ide breeding program. Pada tingkatan itu dimulai dari penghimpunan sumberdaya genetik, perkawinan silang dan menyortir secara pribadi pada tiap famili dan sebagainya. Hingga didapat turunan induk yang lebih baik sesuai arah pemuliaan itu dan yang paling akhir ialah pergandaan dari calon induk (parent stok) unggul itu untuk dialokasikan ke warga. "Kami mengaplikasikan bioteknologi, hybridisasi dan implementasi tehnologi perawatan induk untuk hasilkan induk unggul," tutur Totok.

Diprediksi ada 15 sampai 20 tipe induk unggul yang dikerjakan oleh Direktorat Perbenihan sekarang ini. Tipe induk unggul itu diantaranya, ikan mas (Majalaya, Sinyoya), nila (Best, JICA, Nirwana, Jatimbulan, Larasati), patin (Pasopati), udang cerax (C. albertisii, C. quadricarinatus), lele (Sangkuriang), udang galah ( G-macro), udang vannamei (Nusantara 1, Global Gen), dan ikan batak (Torsoro), dan induk unggul yang lain yang pada proses pemuliaan salah satunya ialah induk gurami, bandeng, kerapu tikus, kerapu macan, kakap putih, udang windu, abalon dan sebagainya. "Gagasannya kami akan melaunching benih unggul kerapu Cantang yaitu persilangan di antara kerapu macan dan kertang," papar Totok. Ia menambah, sekarang ini faksinya sedang terus-menerus lakukan peningkatan induk unggul yang tahan penyakit (SPR) lewat sistem survivor dan bekerja bersama dengan Tubuh Litbang Perikanan Budidaya dan IPB untuk meningkatkan udang windu tahan WSSV lewat perpindahan gen tahan penyakit. "Saya menginginkan tercepat tahun 2014 induk udang tahan penyakit bisa di-launching," tutur Totok. Sesudah indukan-indukkan unggul itu di-launching, hal yang tidak kalah penting yaitu proses pergandaan dan pembagian setiap wilayah. Totok menjelaskan, UPT (Unit Eksekutor Tehnis) dan UPTD (Unit Eksekutor Tehnis Wilayah) bisa menjadi tempat pergandaan calon indukkan itu dan nanti diharap sanggup jadi produsen induk.

Untuk tingkatan pembagian induk unggul itu, posisinya dari Ketua Jaringan Pemuliaan yang hendak lakukan breeding program itu (UPT Litbang Perikanan Budidaya dan UPT Ditjen Perikanan Budidaya), selanjutnya anggotanya yaitu UPT dan UPTD, dan BBIC (Balai Benih Ikan Central) akan usaha perbanyak. "Baru selanjutnya ditebarkan ke warga pemakai,"ucapnya.

Selainnya aktivitas itu, menurut Ketut Sugama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, perlu dilaksanakan aktivitas sertifikasi dan pembimbingan. "Jika induknya unggul, tetapi pembenihannya tidak mengaplikasikan CPIB (Langkah Pembenihan Ikan yang Baik), benih yang dibuat bakal menjadi buruk. Karenanya kami akan menggiatkan aktivitas sertifikasi hatchery ," tutur Ketut. "Benih-benih berkualitas diharap sanggup menolong memacu produksi budidaya, sampai sasaran kenaikan 353 % juga sanggup diraih," lanjut Ketut. Dan untuk situasi keadaan yang makin turun sekarang ini, dibutuhkan bukan hanya indukkan yang bebas pada penyakit yaitu SPF (Specific Phatogen Free) tetapi harus juga SPR (Specific Pathogen Resistant).

Paket Kontribusi Induk

Pada 2010 lalu dibagi paket kontribusi induk-induk unggul ke 12 propinsi. Aktivitas pembagian paket kontribusi induk unggul terus diteruskan tahun ini dengan menambahkan wilayah capaian kontribusi. Bujet kontribusi paket fasilitas produksi pembenihan meliputi pemberian kontribusi induk unggul, benih, pakan, dan kebun bibit rumput laut. Ketut menjelaskan jika pemberian paket kontribusi ini tidak terlepas dari usaha menolong pemberbudidaya terutamanya yang mempunyai kebatasan ekonomi. Pada umumnya target yang menerima paket kontribusi fasilitas produksi pembenihan ini yaitu pembenih rasio kecil yang membutuhkan kontribusi peningkatan usaha secara komersil.

Disamping itu UPTD, BBIC, UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang berada di teritori musibah seperti erupsi gunung Merapi yakni Propinsi Jawa tengah dan Wilayah Spesial Yogyakarta mendapat paket kontribusi ini. Lokasi pemberian kontribusi diperkirakan untuk 16 propinsi. Seperti keadaan khusus yang terjadi di Batam belakangan ini, permasalahan import lele dari negara tetangga jadi pecut untuk pemerintahan untuk tingkatkan peran budidaya di wilayah itu. "Ketahui masalah itu, kami segera memberi paket kontribusi indukkan unggul lele sekitar 60 induk jantan dan 120 betina ke 5 barisan pemberbudidaya," ujarTotok. Persoalan import lele di Batam ini, kata Totok kembali, tidak terlepas dari masalah ongkos budidaya yang tinggi sekali. Harga pakan yang tinggi sekali di Batam membuat pemberbudidaya kesusahan untuk hasilkan ikan lele pada harga yang murah. Belum juga permasalahan benih berkualitas dan permasalahan lingkungan ikut peran. Menangani hal tersebut, Kadin (Kamar Dagang Indonesia) bersama beberapa pebisnis di Batam sedang membuat pembikinan pakan murah, diantaranya dengan singgel c ell protein. "Kami berharap harga pakan dapat jadi lebih rendah, dan persoalan import lele dari negara tetangga ini tidak ada pada tahun 2022," berharap Totok.


Post a Comment for "Pemuliaan Induk Unggul, Tingkatkan Produksi Budidaya : Pembudidaya wajib tahu"